Langsung ke konten utama

Featured Post

Senja hingga Fajar | The Unwelcome Guests of House Fildette "What If Scenario" Fanfiction | Dusk Till Dawn Songfiction

 "Hayleen," gumam Benedict, seraya mengucek matanya dengan tangan. Dikerjapkannya kedua netra itu untuk memperjelas pandangan, sementara jiwanya masih melayang setengah, entah ke mana. Beberapa saat kemudian, barulah Benedict terbelalak. Otaknya memastikan kedua mata Benedict terbuka lebar-lebar, membuka paksa akses logika yang bersarang di dalam sana.  Hayleen? Nama siapa itu? Terasa asing, tapi juga familier di saat yang sama. Bagaimana bisa aku merasakan ini ... , batin Benedict berkecamuk, mendebatkan suatu ketidakpastian yang terus berkecambah dalam benaknya. Kendatipun, Benedict berusaha mempertahankan senyum di wajah bagaimanapun caranya; ia telah belajar dari kesalahan masa lalu -- lebih tepatnya kompilasi kesalahan , sebab kesulitannya dalam mengontrol ekspresi ini kerap menjadi akar segala problematika dalam hidupnya. "Ayah, Ayah! Bangun!" Lagi, terdengar suara yang menjadi alasan Benedict memutar otaknya di pagi-pagi buta. Suara melengking anak perempuan.

Suddenly I Became a Regressor

 Claude mengerjapkan matanya berulang kali. Namun, objek yang membuatnya terpaku itu tak kunjung menghilang dari pandangan. 

Gila. 

Ini gila. 

Nalarnya sama sekali tak bisa menerima hal ini. 

Bagaimana tidak, jika saat ini di hadapannya berdiri sosok yang harusnya telah tiada ... belasan tahun lalu.

“Diana ....” gumam Claude.

Di seberang sana, dengan mata merah mudanya Diana memandang Claude penuh arti. Dari bibirnya terukir sebuah senyum tulus. Lalu, bak diterpa angin sepoi-sepoi, rambut pirangnya yang bersinar itu menari-nari mengikuti arah angin. Pemandangan yang indah sekali. 

Seperti melihat bidadari yang baru saja turun dari surga. 

Sementara itu, dengan suaranya yang merdu dan lembut, ia memanggil si pria bermata safir, “Yang Mulia ....” 

Claude terpaku di tempat, matanya terbelalak karena terkejut. Hatinya yang rapuh itu mulai goyah, teperdaya terhadap keberadaan tersebut.

“... Claude!”

Claude menengadah, lalu menoleh ke kanan-kiri. Mencari sang pemilik suara yang sempat hilang wujudnya beberapa saat lalu. “Diana?”

“Baginda!”

“Diana! Di manakah engkau ...!?” pekik Claude.

“Eksistensi saya tidak begitu penting, Baginda! Daripada itu ...,” “mengapa Anda bisa di sini, Baginda?!”

“Jika Anda di sini, bagaimana dengan putri kita ... Athanasia, Baginda?”

“Ia anak yang hebat, Diana. Kau harus percaya sedikit padanya, bagaimanapun dia itu seorang Obelia–”

“Cukup, Baginda! Kalau Anda serius dengan ucapan Anda tadi, saya benar-benar tidak akan pernah memaafkan Anda! Saya tidak akan tenang di akhirat dan akan terus membenci Anda di setiap kehidupan saya bila bereinkarnasi nantinya!”

“Maaf, Baginda. Memang Anda itu tipe yang harus digerakkan hatinya dengan drama seperti ini.”

“Bukan ... Yang kusesali hanya satu ... Tuhan, tolong berilah aku satu kesempatan.”




Claude de Alger Obelia:

Suddenly I Became a Regressor

Sebuah AU di mana Papa Claude isekai ke semesta alternatif/dunia paralel SIBAP

Original light novel by Plutus
Comic illustration by Spoon
AU fanfiction by Shinadara






《「Claude de Alger Obelia」 telah diberikan satu kali 『Kesempatan』 》
《 Gunakanlah 『Kesempatan』 ini sebaik mungkin 》

Kesempatan? Apakah aku beregresi?” Claude menatap tangan kanan dan kirinya. Ukurannya jadi lebih kecil. “Tidak. Ini lebih mirip reinkarnasi.”

“Huh. Aku hanya pernah dengar sedikit-sedikit saja tentang Regresi dan Reinkarnasi dari orang-orang kuil. Siapa sangka aku juga bisa merasakannya sendiri?” dengus Claude.

“Keren juga. Sihir semacam apa ini?”

《 Misi I : Bertemu Kembali dengan Saudara Tercinta「Anastasius」》

【Detail Misi】

Sepanjang permainan ini, player 「Claude de Alger Obelia」bertugas untuk me
「Anastasius」
Apabila player 
「Syaiton」menyukai tempat gelap sampai remang-remang, lembab. Dan ... psst! Hati-hati, mungkin saat ini mereka ada di sekelilingmu!》

《「Anastasius」telah terbujuk rayuan 「Syaiton」》

“Kakak!”


Keh-keh-keh!  Siapakah monyet takabur yang berani-beraninya mendatangi sarangku kali ini?” 

“Tidak adil ... pertandingan ini tidak adil! Ibu!” Lalu sosok besar,  yang menurut jendela melayang biru, itu bernama Aethernitas.

《「Aethernitas」menantangmu untuk duel ulang  》
[Tolak]                         [Terima]

《 Mengembalikan 「Claude de Alger Obelia」ke 『Realita』》

“Apa maks—”
Namun sayang, bahkan sebelum ia sempat selesai mencak-mencak, ia mendapati dirinya kembali terlempar ke sebuah ruangan. Badannya terasa sakit semua.

“Ayah!!”

“Di ...”

Mata Athanasia berbinar. Spontan, ia memeluk sang Ayah. “Ayah! Syukurlah kita berhasil menyelamatkan Ayah! Ayah akhirnya sadar! Lucas, terima kasih! Felix, terima kasih! Lily, terima kasih! Hannah, terima kasih! Seth, terima kasih! Semuanya, aku ucapkan terima kasih atas bantuan doanya! Terima kasih! Terima kasih banyak!”

Memang bukan Anastasius, Diana, ataupun Penelope Judith. Ketika kembali membuka mata hari ini, Claude akhirnya tersadar, bahwa kini telah saatnya untuk move on. Hidup tidak selalu berdiri di tempat. Sekarang, tidak ada waktu lagi untuk melongok ke belakang.

Serta yang terakhir dan paling ia sayangi ... putri semata wayangnya, Athanasia.




Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer