Cari Blog Ini
Sebuah pojok fanfiksi berbahasa Indonesia, dibuat oleh penggemar untuk penggemar pula
Featured Post
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Monosea | Honkai Impact 3rd: KiaMei ( Kiana Kaslana x Raiden Mei )
Dahulu, ada seorang gadis cerewet yang tak bosan memanggil nama Mei dengan nada sembrono — kepalang ceria, urakan, dengan senyum cerobohnya yang lebar terukir di wajah— namanya Kiana Kaslana. Adik kelas yang selalu terlalu penuh energi dan entah bagaimana, lama-kelamaan Mei pun terbiasa dengan keberadaannya.
"Kak Mei! Hari ini bawa bekal enggak? Aku bawa teh susu~ kita barter, ya?"
"Kak Mei! Aku ikut klub sastra juga, lho. Biar bisa lihat Kak Mei tiap hari!"
Waktu itu, setiap langkah Kiana selalu disertai suara. Tertawa, celoteh, atau protes manja. Bersamaan dengan jutaan tingkah serampangan Kiana, setiap itu pula Mei hanya mendesah pelan, pura-pura kesal, pura-pura sibuk. Padahal, sejak kapan, sih, pagi-pagi terasa kosong kalau tak ada suara Kiana?
Lalu suatu hari, Kiana berhenti datang ke sekolah. Berminggu-minggu ia absen tanpa kabar—keberadaannya bagai hilang ditelan bumi.
Sekali lagi, Mei mengingat seruan-seruan sembrono yang dilantunkan bibir tipis itu.
"Kak Mei, Kak Mei! Aku mimpi Kak Mei jadi daun bawang tadi malam!"
"Kak Mei, teh susu aku kepedesan, bantu habisin dong~"
"Kak Mei, kenapa sih muka Kak Mei kayak soal pilihan ganda? Bingungin banget."
Sekarang, tak ada lagi suara-suara cempreng itu.
Sampai akhirnya, semester baru dimulai dan gadis itu kembali. Berjalan melewati koridor sekolah seperti orang asing, seragam rapi, langkah tenang, mata dingin. Tanpa senyum. Tanpa suara.
Kiana telah kembali, ya. Tapi seperti lukisan yang telah dibersihkan terlalu keras-warnanya pudar, ekspresinya hilang.
Dia datang kembali ke sekolah setelah absen selama hampir dua bulan. Tak ada penjelasan. Hanya tubuh yang sama, nama yang sama, tapi jiwanya... seperti laut yang kehilangan gelombang.
Kiana yang itu terasa asing—sama sekali bukan Kiana yang Mei kenal.
Kiana duduk di barisan belakang sekarang. Tak ikut klub sastra. Tak lagi menyapa Mei, apalagi mengejarnya dengan teh susu di tangan. Matanya selalu menatap jauh—entah ke mana. Dan yang paling menyakitkan, ia bahkan tidak tampak merindukan siapa pun.
Mei bisa saja menyapanya lebih dulu. Mei tahu dia bisa saja bertanya. Bisa menarik tangan Kiana, memaksa jawaban. Tapi entah mengapa, ada sesuatu dalam tatapan Kiana yang baru itu… yang membuat Mei tercekat.
Suatu hal yang membuatnya takut tahu jawabannya.
Lalu hari-hari berlalu dalam senyap. Mei mulai menghafal cara baru Kiana menunduk di kelas. Menghitung detik saat mereka saling lewat tanpa sapa. Cara ia menatap jendela lebih lama dari papan tulis. Cara diamnya terasa seperti pagar tinggi yang tak bisa Mei lewati.
Tiap kali iris ungunya beradu rayu dengan iris biru Kiana, Mei menatapnya dalam-dalam—membayangkan, bagaimana dulu Kiana akan menyapanya kalau tidak begini.
*
Postingan Populer
Summer Fireworks — Genshin Impact Oneshot Fanfiction: Tomo, Kazuha, Yoimiya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Rekomendasi Manhwa Bertema Hubungan Ayah-Anak!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar