Cari Blog Ini
Sebuah pojok fanfiksi berbahasa Indonesia, dibuat oleh penggemar untuk penggemar pula
Featured Post
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Penghibur Malam — Genshin Impact Fanfiction: Cyno x Nilou (CyLou)
“Jenderal Mahamatra Cyno!”
Cyno menolehkan kepala atas panggilan itu. Dengan wajah datarnya, ia memandang lurus sosok yang memanggilnya.
Seorang gadis berkulit putih dengan surai biru tua tengah berdiri di belakangnya. Gadis itu kini sedang mengatur napas, tadinya terengah-engah akibat berlarian mengejar Cyno.
“Sebaiknya ini penting, sang Tembaruk Lintang. Ada apa?” tanya Cyno.
Sang Tembaruk Lintang, alias The Star’s Blessing, salah satu dari banyaknya julukan yang dimiliki gadis itu. Gadis itu belum lama terdaftar sebagai siswi Darshan Rtawahist, tetapi nama dan segala cerita kehebatannya telah terkenal di seluruh Sumeru Akademiya. Tidak ada yang tak mengetahui dirinya, setidaknya meski hanya nama, di sana. Tak terkecuali sang Jenderal Mahamatra sendiri.
Itulah reputasi hebat dari seorang Layla.
Layla yang sama dengan Layla di hadapan Cyno saat ini.
“Tolong jangan panggil saya dengan sebutan itu,” elak Layla.
“Lalu apa? Tukang Tidur Berjalan Eksentrik? Manusia Kalkulator? Atau—” Meski sekilas terdengar seperti makian, tetapi itu adalah gaya candaan Cyno.
Layla mengibas-ibaskan tangannya. Beberapa saat kemudian, ia mengeluarkan sebuah lembaran kertas dari dalam lengan bajunya. Kertas itu dilambai-lambaikannya di depan mata Cyno.
Namun, tampaknya Cyno tak ada ketertarikan untuk membahas kertas apa itu yang ada di tangan Layla. Begitu melihat kertas tersebut, ia langsung berbalik badan.
“Jenderal Mahamatra Cyno!” Sekali lagi Layla memanggil Cyno yang hendak melenggang pergi. Sepasang mata emasnya menatap Cyno dengan pandangan memelas.
“Tolong dengarkan dulu alasan saya ...,” bujuk Layla.
“Kita hanya bermain kartu Genius Invokation sekali ... bukan berarti kau bisa akrab padaku seperti ini. Aku tau kau juga sibuk,” ujar Cyno, usai sebelumnya menghela napas.
“Saya begini bukannya karena tertarik kepada Anda atau apa, Jenderal!” seru Layla menggema di sepanjang koridor.
Itu tadi merupakan perkataan yang menusuk ulu hati Cyno. Akan tetapi, ia justru melihat sekeliling untuk memastikan situasi aman. Cyno langsung terkena double critical damage begitu matanya menangkap ada murid-murid bersembunyi di beberapa tempat.
“Ini bukan ajakan kencan!” sanggah Layla lagi.
“Aku tahu, aku paham. Jadi sekarang kau bisa berhenti, Layla.”
“Baik, Jendral,” sahut Layla. Setelahnya ia berdeham.
Layla memulai ceritanya, “Saya mohon, Jendral ... saya tak dekat dengan siapa-siapa di sini, Anda lah satu-satunya orang yang bisa menolong saya saat ini.”
Cyno kembali menghela napas. “Apa boleh buat kalau kau sampai memohon begitu,” katanya. “katakanlah, apa yang bisa kubantu?”
“Kemarin-kemarin ketika saya pergi ke pasar ... saya bertemu wanita cantik, ia dengan ramah memberi saya secarik kertas ini. Tiket teater.” Saya menerimanya ... tapi saya baru sadar tanggal pertunjukannya sehari sebelum ujian. Singkatnya, saya lupa kalau besok ada ujian, sedangkan sudah telanjur berjanji untuk datang,”
“Kalau Anda mau datang ke Teater Zubayr nanti malam pukul 6, saya akan tertawa saat mendengar candaan-candaan Anda selama satu bulan penuh,” kata Layla lagi.
Layla menggosok matanya untuk memastikan dia tidak sedang bermimpi.
“Anda serius?”
. • °
Bangku yang tak terlalu di depan ataupun belakang, tetapi cukup untuk dapat menyaksikan para lakon di atas panggung nantinya. Cyno lantas duduk di bangku itu, menunggu dengan sabar dimulainya pagelaran.
Begitu tirai besar dibuka, terdapat seorang wanita muda berdiri di tengah-tengah panggung, kulit putihnya semakin berkilau saat tersorot lampu. Ia berpakaian minim layaknya penari perut pada umumnya, dengan kostum didominasi warna biru dan putih. Kontras dengan rambut merah terangnya menjuntai panjang, diikat dua agak longgar di belakang. Wanita itu mengatupkan kedua tangan, sepertinya sambil tersenyum, lalu membungkuk.
Setiap gerakan tarinya elegan dan anggun, seanggun teratai yang mekar pertama kali — terasa begitu murni dan fitri.
Cyno terpesona akan penampilan itu. Baginya, performa lima menit tadi merupakan sebuah.
“Namanya ...,” monolog Cyno. “Lain kali, aku harus tanya namanya.”
Penghibur Malam
a Cyno x Nilou AU fanfiction
brought to you by Shinadara
Notes:
SELAMAT TAHUN BARU 2023 GUUUUUUYYYYSSSSS!!! SELAMAT MENIKMAT CYLOU UNTUK HIDANGAN AWAL TAHUNNYA!!!
Terima kasih sudah membaca oneshot fanfiction Cyno x Nilou saya yang ecek-ecek ini. Kalau kalian sampai membaca notes rant ini, artinya kalian telah membaca Penghibur Malam — Genshin Impact Fanfiction: Cyno x Nilou (CyLou) sampai tuntas.
Judulnya Penghibur Malam, karena saya tak ada ide yang lebih bagus dari ini buat judul ... TT
Tapi, itu bukan berarti judul oneshot ini tak memiliki arti sama sekali.
Selain itu juga karena cerita ini sebagian besar berlatar waktukan malam hari. Dan Nilou sebagai penari teater, menghibur pemirsa saat gelapnya langit malam di luar!
Bisa juga karena di sini, Nilou yang berada di atas panggung berperan sebagai penghibur Cyno dari penat.
#ea
Kalau kamu sadar, di sini aku ada pakai beberapa kalimat dari perkenalannya Nilou. Karena ....
ya, emang sebagus itu gitu, loh! Nangis banget.
Postingan Populer
Summer Fireworks — Genshin Impact Oneshot Fanfiction: Tomo, Kazuha, Yoimiya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jungle Juice, Webtoon Baru Bertema Manusia Serangga dari YLAB Studio!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar