Langsung ke konten utama

Featured Post

Senja hingga Fajar | The Unwelcome Guests of House Fildette "What If Scenario" Fanfiction | Dusk Till Dawn Songfiction

 "Hayleen," gumam Benedict, seraya mengucek matanya dengan tangan. Dikerjapkannya kedua netra itu untuk memperjelas pandangan, sementara jiwanya masih melayang setengah, entah ke mana. Beberapa saat kemudian, barulah Benedict terbelalak. Otaknya memastikan kedua mata Benedict terbuka lebar-lebar, membuka paksa akses logika yang bersarang di dalam sana.  Hayleen? Nama siapa itu? Terasa asing, tapi juga familier di saat yang sama. Bagaimana bisa aku merasakan ini ... , batin Benedict berkecamuk, mendebatkan suatu ketidakpastian yang terus berkecambah dalam benaknya. Kendatipun, Benedict berusaha mempertahankan senyum di wajah bagaimanapun caranya; ia telah belajar dari kesalahan masa lalu -- lebih tepatnya kompilasi kesalahan , sebab kesulitannya dalam mengontrol ekspresi ini kerap menjadi akar segala problematika dalam hidupnya. "Ayah, Ayah! Bangun!" Lagi, terdengar suara yang menjadi alasan Benedict memutar otaknya di pagi-pagi buta. Suara melengking anak perempuan.

Waifu in Your Wi-fi | Vocaloid Fanfiction Collection: Hatsune Miku

 



   Waifu in Your Wi-Fi, begitulah slogan aplikasi Privatus Adsertor: Security. Fitur yang beda dari aplikasi antivirus ponsel lain yang digembor-gemborkan oleh developernya adalah Artificial Intelligence (AI) dengan visualisasi cantik jelita berambut hijau toska, persis seperti model-model artis virtual masa kini. Karakter yang diisi suaranya oleh manusia hidup.

Fitur itu dan nama aplikasi yang mirip game RPG membuatku menaikkan alis. Jadi tertarik buat mendownloadnya.

[Currently installing Hatsune Miku in your device....]

“Namanya Hatsune Miku?” Aku refleks tertawa saat membaca notifikasi di layar. “Huh? Tunggu. Hatsune Miku? Rasanya seperti pernah dengar—”

[Instalation completed.]

“Heh– cepat juga!” 

Dari ponsel itu, tetiba suara cempreng robotik terdengar, [Hatsune Miku at your service. How can I help you today?]

Meski berbahasa Inggris dan memiliki suara robot, AI bervisualisasi rambut hijau terang itu berbicara dengan aksen Jepang yang kental. Broke English? Bukan, Japanglish!

“Apaan nih? Ndak bisa bahasa Inggris!”

[To open the setting feature, you must follow some procedure,] ujar sang AI di dalam layar kaca. [First, please enter your name....]

“Anjir, buka setting aja kudu masukin nama?”

Sejenak terdengar bunyi mirip keyboard yang ditekan. Setelah bunyi itu berakhir, muncul kotak notifikasi berisi, [Insert your name here...] di layar.

Aku memegang kening, karena tiba-tiba merasa pusing. Sambil menahan pusing itu, aku mengetikkan nama panggilanku di sana.

[Welcome, 《User3108》. Please let me introduce my self. I am Hatsune Miku, your phone guardian ... or should I say, your Waifu in Wi-Fi? Hehehe!]

Astaga... suara robotik itu tertawa. Memang tak seaneh tawa Google Assistant, tapi tetap saja geli mendengarnya. Ukh, jadi tambah pusing, deh.

“Eh, bahasa Inggrisnya 'bahasa' apaan, ya?” Seketika ruangan menjadi sunyi, bahkan si Hatsune Miku pun tak lagi berbunyi — seolah memberikanku waktu berpikir.  Maka aku memejamkan mata, berusaha mengingat-ingat pelajaran bahasa Inggris yang tak kusukai. Beberapa saat aku berpikir, hingga aku menjentikkan jari. “Language, language! Set language! Change to Bahasa Indonesia!

[Bahasa telah berhasil diubah ke Bahasa Indonesia. Mau coba ubah nama pengguna...]

____

Happy 15th Birthday, Miku!

Komentar

Postingan Populer