Langsung ke konten utama

Featured Post

Senja hingga Fajar | The Unwelcome Guests of House Fildette "What If Scenario" Fanfiction | Dusk Till Dawn Songfiction

 "Hayleen," gumam Benedict, seraya mengucek matanya dengan tangan. Dikerjapkannya kedua netra itu untuk memperjelas pandangan, sementara jiwanya masih melayang setengah, entah ke mana. Beberapa saat kemudian, barulah Benedict terbelalak. Otaknya memastikan kedua mata Benedict terbuka lebar-lebar, membuka paksa akses logika yang bersarang di dalam sana.  Hayleen? Nama siapa itu? Terasa asing, tapi juga familier di saat yang sama. Bagaimana bisa aku merasakan ini ... , batin Benedict berkecamuk, mendebatkan suatu ketidakpastian yang terus berkecambah dalam benaknya. Kendatipun, Benedict berusaha mempertahankan senyum di wajah bagaimanapun caranya; ia telah belajar dari kesalahan masa lalu -- lebih tepatnya kompilasi kesalahan , sebab kesulitannya dalam mengontrol ekspresi ini kerap menjadi akar segala problematika dalam hidupnya. "Ayah, Ayah! Bangun!" Lagi, terdengar suara yang menjadi alasan Benedict memutar otaknya di pagi-pagi buta. Suara melengking anak perempuan.

Pardo's Silent Birthday — Honkai Impact 3rd Fanfiction: Pardofelis, Raiden Mei

 Hari cerah seperti biasa di Dunia Elysia, yang kini tak bermalam. Hingga saat dirinya melewati Toko Can, terdengar suara bising yang tak biasa dari sana. 

Mei memijat pelipis. Lalu melengok ke dalam gubuk itu. "Ada keributan apa ini?"

Gadis bertelinga dan berekor kucing yang tadinya sedang sibuk itu, Pardofelis, menengadah. "Ulang tahunku, Bos!" Ia berseru penuh semangat.

"Sejak kepergian Elysia, dunia ini begitu sunyi— jarang terdengar tawa, bahkan kekehan kecil sekalipun. Semua memasang. Aku takut," cicit Pardofelis. Kepalanya tertunduk saat berbicara.

"... aku memang bukan orang yang pandai menghibur orang. Tapi, apa Kau mau pergi ke Taman Hiburan bersamaku?"

Mata Pardofelis berbinar. "Lebih dari cukup, Bos!"

"Terimakasih, Bos!"

"Bos, Raiden Mei ... Anda tahu kalau Aku cuma memori, 'kan, Bos?" ujar Pardofelis. 

"Ya ... Aku cuma memori. Bos, setelah Anda keluar dari sini, Anda tak akan ingat denganku lagi. Tak perlu repot-repot untuk menghiburku begini ... dan sebentar lagi, meski tak kuinginkan, Dunia Elysia juga sepertinya akan runtuh. Anda tahu itu. Tapi kenapa ...?"

"Tidak ada alasan khusus, Pardo," kata Mei, lalu tersenyum ramah. "Tapi kalau Kau mau, bisa dibilang ini tanda terimakasihku padamu."


——


Latar waktu ff ini sebelum Pardofelis didonat sama 'Vill V' ya, menteman😥

Komentar

Postingan Populer