Langsung ke konten utama

Featured Post

Ashes Under the Aspen | Genshin Impact Fanfiction: MavuiTano / CapUika ( Mavuika x Capitano ) — America Colonization AU

    Hutan aspen di kaki Pegunungan San Juan tunduk pada kesunyian kala cahaya rembulan menyinari jagat. Dedaunannya berdesir pelan seperti desahan roh-roh tua bersahutan. Batang-batang putihnya menjulang bak jemari para dewa yang lupa bagaimana rasanya menyentuh bumi. Tahun di catatan sejarah telah menginjak angka 1908, rel kereta telah mulai menggigit pinggiran barat Colorado.  Sungai Arkansas mengalir lambat saat matahari terbenam, membelah tanah merah dan hutan pinus menjadi dua dunia yang tak pernah saling bicara. Di sisi timur berdiri kokoh kediaman keluarga Hadleigh, bangsawan kulit putih, pemilik tanah, pemegang kontrak dagang, dan peluru. Di sisi barat, di balik bayang-bayang pohon aspen, hidup suku Tetsune—para penjaga gunung, peramu hujan, dan pewaris bumi—jauh sebelum peta-peta dibuat. Kendati dunia luar sudah berubah mengikuti perkembangan zaman, masih ada satu sudut kecil yang belum terjamah modernisasi. Tempat itu tidak tergambar dalam peta manapun, tidak di...

Makna Ramadhan

 ❝Replica, apa itu Ramadhan?" tanyaku sambil memandang bulan di langit malam. Ngomong-ngomong, perasaanku saja, atau bulannya malam ini lebih besar dan lebih terang dari malam-malam yang lalu?

 

Hyuse dan Yuma, yang juga duduk di balkon menyimak.

"Bulannya lebih besar!" seru Yuma, sambil menunjuk rembulan di langit, terus mengangguk-angguk.

"Ah? Mungkin karena ini bulan Ramadhan," celetuk Konami. Dia muncul tiba-tiba dari belakang kami. Aku hampir saja melompat dan menjerit kaget ....

Konami sempat-sempatnya tergelak waktu melihat aksiku. "Kau penasaran?"

"Ya, itu ... belakangan ini kelihatannya banyak diperbincangkan di internet. Trending worldwide. Bulan ini, setiap hari topiknya ramadhan, ramadhan, dan ramadhan ... jadi aku penasaran," jawabku. Lalu aku menggaruk-garuk kepala dan memasang raut bingung.

Replica menggerakkan tubuhnya ke atas dan bawah seolah mengangguk-angguk. Kemudian ia mulai menerangkan, "Ramadhan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh Ramadhan. Ramadhan yakni bulan yang membakar panasnya, mengesankan bahwa siapa yang menyambut bulan Ramadhan dengan benar dan antusias makan akan pupus, habis terbakar dosa-dosanya."

Aku mengernyit. "Kenapa begitu?"

"Pertanyaan bagus," sanjung Replica, lalu menjawab, "Penamaan Ramadhan karena ketika terjadi perubahan nama-nama bulan yang kemudian dikenal dengan nama Hijriah, penduduk Mekkah menamai bulan-bulan sesuai dengan iklim yang mereka alami ketika itu atau tradisi yang mereka lakukan."

"Karena Ramadhan identik dengan puasa, maka mereka menamakan bulan puasa," sambung Replica.

"Meski artinya Ramadhan itu sangat panas?" timpal Yuma.

Replica kembali menggerakkan badan – mengangguk. "Iya."

"Karena 'ku tak pernah merasakannya, aku juga jadi penasaran," tutur Konami. "Sebenarnya makna Ramadhan itu apa? Kenapa ... mereka seantusias itu dalam menyambut bulan ini?"

Sedari tadi Aku hanya menyimak dengan saksama. Maka yang kulakukan kini hanya menatap Konami dan Replica dengan penuh harap bergantian. Aku menantikan jawaban Replica atas ini.

"Di sebagian besar negara di Bumi, bulan Ramadhan menjadi bulannya cuti panjang. Makanya, bagi beberapa orang ... mungkin Ramadhan sekadar bulan puasa yang tak boleh ditinggalkan. Tapi bagi beberapa orang lain, Ramadhan adalah saat mereka menghabiskan waktu bersama keluarga. Menjalin silaturahmi... begitulah," jawab Replica.

Maka malam itu, akhirnya kami pun jadi tahu, seberapa spesialnya bulan ini ... bulan yang diistimewakan oleh orang-orang Muslim di seluruh penjuru dunia ini.

Komentar

Postingan Populer