Langsung ke konten utama

Featured Post

Senja hingga Fajar | The Unwelcome Guests of House Fildette "What If Scenario" Fanfiction | Dusk Till Dawn Songfiction

 "Hayleen," gumam Benedict, seraya mengucek matanya dengan tangan. Dikerjapkannya kedua netra itu untuk memperjelas pandangan, sementara jiwanya masih melayang setengah, entah ke mana. Beberapa saat kemudian, barulah Benedict terbelalak. Otaknya memastikan kedua mata Benedict terbuka lebar-lebar, membuka paksa akses logika yang bersarang di dalam sana.  Hayleen? Nama siapa itu? Terasa asing, tapi juga familier di saat yang sama. Bagaimana bisa aku merasakan ini ... , batin Benedict berkecamuk, mendebatkan suatu ketidakpastian yang terus berkecambah dalam benaknya. Kendatipun, Benedict berusaha mempertahankan senyum di wajah bagaimanapun caranya; ia telah belajar dari kesalahan masa lalu -- lebih tepatnya kompilasi kesalahan , sebab kesulitannya dalam mengontrol ekspresi ini kerap menjadi akar segala problematika dalam hidupnya. "Ayah, Ayah! Bangun!" Lagi, terdengar suara yang menjadi alasan Benedict memutar otaknya di pagi-pagi buta. Suara melengking anak perempuan.

Jangan Khilaf! | Spy x Family: Yor, Loid, Franky, Fiona

 "Kalian pacaran? Menjelang puasa? Haaaaaah?" pekik Franky heboh. "Hah! Besok puasa, besok! Kalian memang pasangan paling ekstra yang pernah kutemui!"

"Tutup mulutmu. Itulah yang membuat Kak Loid menawan, Kribo Cebol," cemooh Fiona. "Namun aku masih tak paham kenapa Kak Loid lebih memilih cewek tak kompeten itu. Padahal overall aku lebih unggul, tentu saja."

Franky hanya memutar bola mata sebagai tanggapan.

Sementara Yor menyengir, Loid menimpali dengan, "Yor jauh lebih baik dari yang kau kira. Dia itu wanita sempurna bagiku, Nona Fiona Frost." yang sangat klasik.

Pria berwajah kotak itu, alias Franky Franklin, mendengus. "Jadi maksud kalian bilang ke kami itu apa? Kalian suruh kami menghindarkan kalian dari khilaf? Begitu? Hah, kalau benar, mending tak usah pacaran sekalian! Memangnya pacaran itu sesuatu yang gawat darurat, apa? Ditunda dulu tak bisa, memang?" omel Franky. Namun saat ia melihat senyuman yang dipasang Loid, amarahnya jadi makin meledak. "Leck mich am Arsch!¹ Verdammt!²"

Fiona dan Yor sebetulnya tak paham kata apa yang disisipkan Franky di kalimat terakhirnya tadi, tapi Franky terlihat sangat amat marah ketika mengatakannya. Fiona bisa menebak kalau itu kata kasar, jadi ia memasang muka datarnya. Sedangkan Yor hanya tersenyum linglung. 

Namun Loid berbeda—ia tau persis apa yang diomongkan Franky, makanya dia sedang tertawa brutal sekarang.

"Astaga, menyusahkan orang saja!" Franky berdecak sebal.

"Mohon bantuannya, Sir Franky! Nona Fiona!" ujar Yor, yang kemudian diangguki Loid.

'... sir?' beo Franky di dalam hati. Lalu ia berdeham dan memasang muka bisnisnya. "Baiklah, asal ada harga, kurasa job ini lumayan juga!"

Setelah Franky berkata begitu, Fiona sempat mendelik sebentar. Dan ketika ia sadar, dirinya langsung memalingkan wajah. "Huh– kalau itu yang Kak Loid inginkan."



HARI 1

Sambil menggeleng-gelengkan kepala, Loid berujar, "Memang Franky– kebiasaan. Fetish panggilan Sir-nya belum hilang juga ternyata."

"Ada fetish begitu!?" kaget Yor. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Namun, tiba-tiba menyembul kepala kotak Franky di antara keduanya. Sementara dua insan itu masih bingung dan terkejut dengan kehadiran mendadaknya, Franky hanya cuek dan melangsungkan aksinya. Ia berkata, "Orang yang membicarakan keburukan orang lain alias mengghibah itu seakan-akan memakan bangkai saudaranya. Sebagaimana bangkai, cela yang dibicarakan itu adalah aib yang seharusnya ditutupi, bukan dibincangkan dengan orang lain. Ghibah adalah perbuatan zalim yang sangat dilaknat oleh Allah SWT dan pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya. "

Begitu lepas dari ruang linglungnya, sambil mengelus dagu, Yor menyahuti, "Ghibah itu, 'kan, kalau membicarakan tanpa sepengetahuan orangnya. Sekarang kamu tau kami ngomongin kamu. Berarti ... wah, thanks, Franky, kamu menyelamatkan kami dari dosa menggunjing!"

Franky langsung memasang palm face. "Iyain, dah. Sekalian kumaafin, dah. Serius dari hati ini."


HARI 2

"Kau tahu, Loid sialan? Kau yang minta, 'kan!"

"Loid, kurasa kita putus saja dulu dan jangan bertemu maupun bertelepon dan BBM untuk sementara. Kalau hubungan kita membuat orang lain terganggu, sampai menyebabkan perpecahan begini, maka kita tak boleh melanjutkan hubungan ini! Maaf, Loid, setidaknya sampai lebaran tiba ...." pungkas Yor, kemudian berlari menjauhi keduanya sambil berteriak.

"Yor!?"

Awh. Loid sakit hati, meeenn.

"Yang sabar ya, Bos," Franky, lalu menepuk-nepuk pundak Loid– yang tentu langsung ditepis kasar oleh si pemilik pundak.




SUDUT SOK KEMINTER PURUME 
(Glosarium)

¹ 

² 

Komentar

Postingan Populer