Langsung ke konten utama

Featured Post

Senja hingga Fajar | The Unwelcome Guests of House Fildette "What If Scenario" Fanfiction | Dusk Till Dawn Songfiction

 "Hayleen," gumam Benedict, seraya mengucek matanya dengan tangan. Dikerjapkannya kedua netra itu untuk memperjelas pandangan, sementara jiwanya masih melayang setengah, entah ke mana. Beberapa saat kemudian, barulah Benedict terbelalak. Otaknya memastikan kedua mata Benedict terbuka lebar-lebar, membuka paksa akses logika yang bersarang di dalam sana.  Hayleen? Nama siapa itu? Terasa asing, tapi juga familier di saat yang sama. Bagaimana bisa aku merasakan ini ... , batin Benedict berkecamuk, mendebatkan suatu ketidakpastian yang terus berkecambah dalam benaknya. Kendatipun, Benedict berusaha mempertahankan senyum di wajah bagaimanapun caranya; ia telah belajar dari kesalahan masa lalu -- lebih tepatnya kompilasi kesalahan , sebab kesulitannya dalam mengontrol ekspresi ini kerap menjadi akar segala problematika dalam hidupnya. "Ayah, Ayah! Bangun!" Lagi, terdengar suara yang menjadi alasan Benedict memutar otaknya di pagi-pagi buta. Suara melengking anak perempuan.

Momen Ria - Blurb


Zhongli dan Ei sudah lima—hampir enam—tahun menikah. Namun sayang, Tuhan sepertinya masih belum menghendaki anak untuk dititipkan kepada mereka. 

Walau harmonis, tetapi rumah keduanya terasa sepi ... tanpa jerit, tangis, tawa lucu anak-anak, yang selalu diceritakan oleh setiap orangtua dengan semangat. Maupun coretan-coretan abstrak di tembok, yang selalu dikeluhkan mereka.

Hingga suatu hari, karena alasan tertentu, sesosok teman menitipkan keponakannya. Anak itu manis, meski dengan wajah linglungnya. Namanya Qiqi.

Dengan kehadiran Qiqi di antara pasutri itu, meski sementara, apakah ini pertanda Tuhan akhirnya memberi kesempatan untuk menimang momongan?

Bagaimanakah keseruan keluarga Zhongli, Ei, dan Qiqi? Nantikan kisah manis ketiganya di Momen Ria!







Coming soon, 
maybe.

Komentar

Postingan Populer