Langsung ke konten utama

Featured Post

Ashes Under the Aspen | Genshin Impact Fanfiction: MavuiTano / CapUika ( Mavuika x Capitano ) — America Colonization AU

    Hutan aspen di kaki Pegunungan San Juan tunduk pada kesunyian kala cahaya rembulan menyinari jagat. Dedaunannya berdesir pelan seperti desahan roh-roh tua bersahutan. Batang-batang putihnya menjulang bak jemari para dewa yang lupa bagaimana rasanya menyentuh bumi. Tahun di catatan sejarah telah menginjak angka 1908, rel kereta telah mulai menggigit pinggiran barat Colorado.  Sungai Arkansas mengalir lambat saat matahari terbenam, membelah tanah merah dan hutan pinus menjadi dua dunia yang tak pernah saling bicara. Di sisi timur berdiri kokoh kediaman keluarga Hadleigh, bangsawan kulit putih, pemilik tanah, pemegang kontrak dagang, dan peluru. Di sisi barat, di balik bayang-bayang pohon aspen, hidup suku Tetsune—para penjaga gunung, peramu hujan, dan pewaris bumi—jauh sebelum peta-peta dibuat. Kendati dunia luar sudah berubah mengikuti perkembangan zaman, masih ada satu sudut kecil yang belum terjamah modernisasi. Tempat itu tidak tergambar dalam peta manapun, tidak di...

50 Cara 'Tuk Curi Hatimu : Chapter 8 | ThomAya Prompt (ft. Jagoan Garuda)

    Jagoan Garuda, dengan segala strategi gilanya, berhasil menciptakan celah yang tak pernah ada sebelumnya. Masalahnya? Mereka terlalu cepat.

Thoma menyadarinya lebih cepat dari yang ia kira.


๐Ÿ“


Chapter VIII – Konsekuensi Hal Instan


Pagi itu, Thoma berusaha menghindari mereka. Itu adalah misi pribadinya.

Setelah insiden "sentuhan bermakna" dan percakapannya dengan Ayaka, dia mulai merasa ada sesuatu yang aneh dengan seluruh situasi ini. Ayaka yang lebih sadar akan keberadaannya. Jagoan Garuda yang makin semangat dengan rencana-rencana absurd mereka.

Dan dirinya… yang mulai merasa semuanya berjalan terlalu cepat.

Jadi, pagi ini, ia menghindari mereka.

Tidak ke ruang makan keluarga. Tidak ke taman belakang tempat Bala biasanya duduk santai. Tidak ke halaman depan di mana Yoimiya suka menguji kembang apinya. Tidak ke tepi danau tempat Childe biasa berlatih dengan tombaknya.

Tapi ada satu hal yang ia lupakan: mereka bertetangga.

Thoma baru saja keluar dari halaman belakang ketika terdengar suara teriakan menggelegar.

"THOMAAAAA!"

Sebuah tangan tiba-tiba menarik kerah bajunya dari belakang. Thoma hampir tersandung, tapi berhasil menyeimbangkan diri. Begitu menoleh, wajah Bala ada di depan hidungnya.

“LU MAU KABUR KE MANA, HAH?!”

Yoimiya muncul dari sisi lain, bersedekap dengan ekspresi menyelidik. "Jangan bilang kau sengaja menghindari kami?"

“B-Bukan begitu…” Thoma mencoba mencari alasan, tapi Childe sudah menepuk bahunya keras-keras.

“Kami tahu ada yang berubah sejak tadi malam,” kata Childe, matanya berbinar penuh semangat. “Makanya, kita harus masuk ke cara kedelapan!”

Thoma membelalak. “GILA KALIAN?! Baru kemarin aku melakukan cara ketujuh!”

Hanin, yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Cinta tidak menunggu, Thoma.”

Thoma hampir ingin mengubur dirinya hidup-hidup.


๐Ÿ“


Di sisi lain, Ayaka juga merasakan sesuatu yang aneh hari ini.

Ia tidak bodoh. Ia tahu ada yang berubah setelah kejadian kemarin. Tatapan orang-orang terhadapnya saat ia dan Thoma berada dalam satu ruangan menjadi berbeda. Bahkan kakaknya, Abimanyu, sempat melirik dengan penuh arti saat mereka bertemu di meja makan pagi ini.

Itu membuatnya berpikir.

Apa semua ini hanya kebetulan? Atau… sesuatu sedang terjadi tanpa sepengetahuannya?


๐Ÿ“


Sementara itu, kembali ke halaman belakang, Thoma masih berusaha melawan empat orang dengan ego sebesar gunung.

"Jujur saja, Thoma," Bala menyeringai. "Ayaka makin sadar akan keberadaanmu, kan?"

Yoimiya menepuk-nepuk bahunya. "Dan kau mulai merasa ada kesempatan, kan?"

Thoma menatap mereka dengan wajah frustasi. "Masalahnya bukan itu! Aku merasa semua ini terlalu cepat! Semua strategi kalian... instan, tapi aku bahkan tidak tahu apa yang Ayaka rasakan sebenarnya!"

Keempatnya terdiam.

Itu pertama kalinya Thoma benar-benar bersuara keras soal ini.

Hanin menatapnya dengan penuh arti. “Jadi kau mulai sadar, ya?”

Thoma menghela napas panjang. “Kalian menyusun rencana-rencana ini seakan-akan hubungan bisa dibangun dalam hitungan hari. Tapi Ayaka bukan tipe orang yang mudah terpengaruh. Kalau aku terburu-buru… bisa-bisa aku malah merusak semuanya.”

Yoimiya melipat tangan, merenung. “Jadi… kau mau berhenti?”

Thoma menatap mereka satu per satu. Mereka memang berteman, tapi mungkin, untuk masalah ini … strategi licik Jagoan Garuda bukan jawabannya.

Dia menarik napas panjang. “Aku… aku butuh waktu untuk berpikir,” katanya akhirnya.

Bala mengerutkan dahi. “Jadi, kau menghindari kami?”

“Bukan begitu.”

“JADI KAU BENAR-BENAR MENGHINDARI KAMI?!” Bala langsung merangkul Thoma dengan gerakan dramatis, mengguncang tubuhnya. “SETELAH SEGALA YANG KITA LAKUKAN, KAU MEMUTUSKAN MENINGGALKAN KAMI?! ASTAGA, PENGKHIANAT!!”

“BALA, JANGAN BERLEBIHAN!” bentak Yoimiya, tapi suaranya terdengar lebih ke arah panik.

Childe hanya tertawa, sementara Hanin menghela napas lelah.

Thoma menutup wajahnya, lalu menghela napas panjang. “Astaga, aku lelah.”


๐Ÿ“


Sore itu, saat matahari mulai tenggelam, Thoma akhirnya menemukan sedikit kedamaian di dekat paviliun kayu tempat kejadian kemarin terjadi.

Ia berpikir. Tentang Ayaka. Tentang bagaimana ia tidak ingin hubungan mereka menjadi eksperimen semata.

Dan saat ia menatap danau yang berkilauan diterpa matahari senja, ia sadar:

Cinta bukan strategi.

Cinta adalah sesuatu yang berkembang seiring waktu.

Jagoan Garuda mungkin menganggap ini sebagai permainan. Tapi bagi Thoma, ini adalah sesuatu yang lebih besar dari sekadar menang atau kalah.

Maka, untuk pertama kalinya sejak semua ini dimulai—ia benar-benar mengambil langkah mundur.


TO BE CONTINUED.


Tokoh 50 Cara 'Tuk Curi Hatimu


  • Ayara Kusumadewi (Kamisato Ayaka) alias AYAKA
  • Thomas Gรผnther Schumacher (Thoma) alias THOMA
  • Abimanyu Kusumadewa (Kamisato Ayato) alias ABIMANYU

Tokoh Pendukung

Kwarto Jagoan Garuda

  • Hu Tao as Hanindya Putri Ramananda (Hanin)
  • Naganogara Yoimiya as Naganohara Yoimiya (Yoimiya)
  • Childe as Ajax Lyubovich Ledovsky (Childe)
  • Scaramouche/Kunikuzushi as Khaizuran Balaaditya Saguntur (Bala)

Komentar

Postingan Populer